Lebih dari dua abad lalu di Belgia, Leo Michielsen membuka sebuah toko yang menjual rempah-rempah eksotis seperti teh, lada, dan khususnya, kopi. Perjalanan panjangnya harus berhenti usai seabad, namun kecintaan kuatnya terhadap kopi mengawali berdirinya tonggak baru: Miko Roastery.
Keluarga Michielsen kemudian secara tekun membeli, meracik, dan menjual kopinya ke seluruh dunia. Bisnis mereka didukung oleh lokasi yang dekat dengan Pelabuhan Antwerp, gerbang masuknya kopi dari berbagai penjuru bumi.
Waktu bergulir hingga 2005 saat keluarga Michielsen terpanggil untuk melakukan perubahan. Mereka khawatir—bukan semata-mata terhadap bisnis yang akan diwariskan pada anak-cucu mereka—tapi terhadap bumi yang akan mereka wariskan.
Maka, lahirlah Puro bersama komitmen untuk menyudahi eksploitasi negara dunia ketiga. Puro ingin memastikan para petani kopi mendapatkan harga yang adil, selagi menyelamatkan hutan dan spesies-spesies di dalamnya.
Perubahan pun berangkat dari yang terdekat, mulai dari penggunaan panel surya pada bangunan roastery g una menghasilkan energi hijau. Panas yang dihasilkan dari penyangraian kopi juga digunakan kembali untuk menghangatkan kantor Miko.
Jelajahi situs web ini untuk menemukan warisan Puro peninggalan keluarga Michielsen.